Monday, April 9, 2018

Earth Hour, Perlukah?



              Earth Hour, sebagian khalayak pasti sudah tak asing lagi dengan istilah ini, sebuah kegiatan global yang dilakukan pada setiap hari Sabtu terakhir bulan Maret. Kegiatan ini berupa pemadaman lampu yang tidak diperlukan di rumah dan perkantoran selama satu jam untuk meningkatkan kesadaran akan perlunya tindakan serius menghadapi perubahan iklim.

               Dengan adanya Earth Hour, konsumsi listrik di seluruh dunia bisa mengemat hingga beribu-ribu megawatt yang dalam satu jam setara dengan ribuan ton karbon dioksida. Tetapi, apakah Earth Hour benar-benar dapat menghemat listrik dengan baik atau malah kurang efisien?

            Memang benar Earth Hour dapat menghemat hingga ribuan Megawatt yang setara dengan ribuan ton karbon dioksida, tetapi jika dilihat dari kebiasaan masyarakat beberapa wilayah memang hal sepele tetapi dapat membuat kegiatan ini sama sekali tidak efisien. seperti yang dikutip dari Christian Science Monitor yang mengatakan bahwa "Banyak lilin terbuat dari parafin, sebuah hidrokarbon berat yang diolah dari minyak bumi, suatu bahan bakar fosil, dan bergantung pada banyaknya lilin yang dinyalakan satu orang (bila menggunakan lilin ketika Earth our), benar atau tidak mereka biasanya menggunakan  lampu fluorescent compact, dan sumber energi apa yang digunakan untuk memberikan listrik bagi mereka, dalam beberapa hal, menggantikan bola lampu dengan lilin akan menyebabkan peningkatan, daripada penurunan emisi karbon dioksida." Dari pernyataan diatas lilin terbuat dari parafin yang menghasilkan emisi karbon dioksida lebih banyak. memang jika dilihat perorangan tidak begitu mencolok tetapi bayangkan jika kiranya 3/5 penduduk dari satu kecamatan, kabupaten, provinsi, atau bahkan satu dunia menggunakan lilin selama Earth Hour berlangsung berapa banyak emisi karbon dioksida yang dikeluarkan? belum lagi emisi karbon dioksida dari pengguna energi fosil, seperti kendaraan bermotor yang pastinya banyak digunakan oleh penduduk dunia selama Earth Hour berlangsung daripada harus berdiam diri di rumah dalam keadaan gelap gulita nan sunyi.

               Yang kedua, pernyataan dari Bjorn Lomborg, pengarang The Skeptical Enviromentalist, ia menulis, "Sudah seharusnya menjadikan tenaga surya dan teknologi baru lainnya lebih murah dari bahan bakar fosil secara cepat sehingga kita dapat mengurangi sumber energi karbon lebih banyak daripada satu jam dan membuat planet ini terus beraktivitas... Bahan bakar fosil memberikan kita pencerahan, dengan menerangi dunia kita dan memberikan kita perlindungan dari berbagai masalah. Sangat ironis bahwa simbolisme murni hari ini harus dikembalikan ke era kegelapan." Saya sangat setuju dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Bjorn lomborg, teknologi baru teknologi alternatif digadang-gadang menjadi sesuatu yang menguntungkan bagi bumi, sumber-sumber listrik dengan pembangkit terbarukan akan terus dikembangkan, sementara teknologi lampu hemat listrik dan ramah lingkungan terus berkembang sehingga meminimalisir pemborosan energi serta dapat menggurangi emisi karbon dioksida secara bertahap. namun, juga harus digaris bawah i hutan di dunia yang semakin marak pengambilan sumber daya secara ilegal. Hal itu harus dihilangkan demi keberlangsungan kehidupan di bumi kita.

                Dari pernyataan-pernyataan diatas bukan maksud bahwa kegiatan Earth Hour tidak efisien, tetapi demi menunjukkan kepada kita agar menggunakan energi dapat dilakukan dengan hemat. Di zaman yang semakin modern ini tentunya tak sedikit teknologgi ramah lingkungan. Oleh karena itu, kita harus sadar akan keberlangsungan hidup di bumi gunakan barang-barang yang ramah lingkungan serta hemat energi dan juga jadilah pelopor maupun pengembang teknologi-teknologi ramah lingkungan ini. saya harap lingkungan kan membaik dengan kesadaran penduduk bumi.



Sekian dulu thread ini dari kami, X MIPA 2, mohon maaf apabila ada kesalahan kata maupun kalimat yang tidak berkenan. Semoga bermanfaat, jangan lupa tunggu info-info selanjutnya, terima kasih... : )

No comments:

Post a Comment